Tips Mendaki di Musim Kemarau, Jangan Pakai Sandal Jepit!

Tips Mendaki di Musim Kemarau, Jangan Pakai Sandal Jepit!

Tips Mendaki di Musim Kemarau, Jangan Pakai Sandal Jepit!. Musim kemarau banyak dipilih pendaki untuk menjelajah berbagai gunung di Jawa juga pulau lainnya. Namun, fenomena saat ini, banyak pendaki yang terlihat meremehkan dengan menggunakan peralatan seadanya.

Tips Mendaki di Musim Kemarau, Jangan Pakai Sandal Jepit!

Mendaki masih menjadi kegiatan favorit bagi sebagian orang, terutama anak muda. Saat gunung mulai dibuka di musim kemarau jangan sekali-kali pakai sandal jepit atau perlengkapan seadanya.




Berbagai akun gunung di Jawa, seperti Prau, Lawu, hingga Merbabu selalu mengunggah kecelakaan dari pendaki ini. Mereka yang terkena masalah biasanya memang kurang persiapan hingga banyak yang mengalami hipotermia atau masalah pada otot kaki.

Berikut tips mendaki gunung di musim kemarau dihimpun dari berbagai sumber :

1. Pakai sepatu hingga jaket gunung

Baca Yuk :  Wisata Pangalengan Bandung Recommended Harga Tiket Masuk Murah Meriah

Musim kemarau membuat suhu di gunung menjadi lebih dingin. Bahkan, menurut pengalaman penulis saat berada di Gunung Sindoro, suhu mulai drop hingga belasan derajat usai maghrib di bawah Pos III.

Cara mengatasinya adalah memakai pakaian panjang saat berjalan dan lapisilah dengan jaket tebal kedap angin saat mendirikan tenda juga memakai sarung tangan. Asupan yang bergizi juga berpengaruh dalam keadaan ini.

Selanjutnya, mendakilah dengan bijak. Utamakanlah untuk memakai sepatu dibanding sandal jepit atau sandal gunung. Karena, di cuaca dingin kulit akan kaku dan lebih sensitif bila tersandung.

2. Persiapan fisik

Kebugaran jasmani adalah kunci suksesnya pendakian. Lakukanlah olahraga yang teratur minimal selama sebulan sebelum mendaki.

Olahraga yang teratur ini akan sangat membantu menjaga stamina dan pernapasan saat berjalan. Jika Anda tak melakukan olahraga jauh-jauh haru sebelum mendaki maka jangan memaksakan keadaan.

Baca Yuk :  Biaya Fun Gathering Rafting Pangalengan Maret 2024 dan Susunan Acara Untuk 1 Hari

Ketahui batas dari kekuatan fisik tubuhmu saat mendaki.




3. Logistik

Mendaki di musim kemarau akan lebih berat jika berjalan di siang hari. Karena, Anda perlu membawa begitu banyak air agar terhindar dari dehidrasi.
Ada beberapa gunung yang mata airnya begitu jauh dari jalur pendakian dan ada pula yang tiada. Jadi, pengelolaan logistik harus benar-benar disesuaikan dengan mempelajari medan pendakian.

Cara mengatasinya adalah dengan memulai berjalan mendaki saat malam hari. Kebanyakan gunung di Jawa atau Indonesia bisa digapai titik tertingginya hingga pos terakhir dalam waktu 5-7 jam tapi peranan kekompakan kelompok akan sangat teruji di sini.

Bawalah makanan dan minuman yang sangat diperlukan ketika berhenti atau mendirikan tenda. Lainnya, pendakianmu sangatlah panjang dan tinggalkan barang di basecamp untuk digunakan sebelum pulang ke rumah agar tak menjadi beban di pundak.

Baca Yuk :  Wisata Hidden Gem di Garut Bisa Jadi Spot Healing dan Liburan Puasa Ramadan 2024

4. Berdoa

Meminta bantuan Yang Maha Kuasa jadi semangat tersendiri dalam hal ini. Selain itu, pendakian di musim kemarau juga harus memperhatikan bahwa akan banyak debu yang berterbangan (terutama Gunung Merbabu) hingga badai angin.

Di sini, pendaki di musim kemarau harus melakukan pengecekan persiapan terakhir hingga harus tahu bahwa cahaya matahari akan lebih sakit karena tak ada lagi mendung. Terakhir, guyonan antar anggota kelompok akan membuat pendakian jadi makin ringan hingga menemukan nikmat bahwa mendaki di musim kemarau akan diganjar pemandangan cakrawala yang bersih di kala malam hingga pagi hari.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *