Bedanya Rafting dan Arung Jeram, Cek Sejarahnya. Jika ditanya bagaimana perbedaan antara keduanya, nggak jarang lo akan merasa ragu, bukan? Nah, daripada penasaran dengan perbedaannya. Berikut ini sejarah serta perbedaan rafting dan arung jeram yang harus diketahui.
Dalam olahraga air rafting atau arung jeram, selain kekompakan para anggota timnya, juga dibutuhkan keterampilan dan jam terbang yang tinggi dari masing-masing anggota untuk menaklukkan medan yang memiliki banyak jeram dengan variasi yang beragam. Namun, apa yang membuat rafting dan arung jeram berbeda?
Bedanya Rafting dan Arung Jeram, Cek Sejarahnya
Istilah Rafting dan Arung Jeram
Sebenarnya, rafting dan arung jeram adalah dua hal yang sama. Dalam bahasa Inggris, arung jeram disebut white water rafting yang berarti kegiatan mengarungi sungai dengan menggunakan perahu dan mengandalkan kemampuan mendayung. Dengan demikian, untuk mempersingkat, maka disebut dengan rafting.
Petualangan seru di atas derasnya arus sungai ini termasuk dalam ORDA atau Olahraga Arus Deras. Federasi internasionalnya bernama International Rafting Federation atau biasa disingkat IRF. Di bawah naungan organisasi ini, berbagai turnamen arung jeram berskala internasional pun diselenggarakan di negara-negara dengan sungai terbaik, termasuk beberapa kali di Indonesia.
Sejarah Arung Jeram
Konon, sejarah arung jeram dimulai setelah masa Perang Dunia II. Seorang tentara asal Amerika Serikat bernama John Wesley Powell menyusuri Sungai Colorado sejauh 250 mil dan melalui gugusan tebing raksasa nan cantik yang kemudian dikenal dengan nama Grand Canyon.
Namun, jenis perahu yang digunakan sang Bapak Arung Jeram Dunia tersebut nggak seperti perahu yang digunakan saat ini, tetapi masih berupa kayu yang disusun sedemikian rupa.
Barulah pada pengembangannya, aktivitas mengarungi sungai tersebut mulai populer di tanah Amerika dan Eropa. Kegiatan yang menantang dan memiliki risiko tinggi tersebut kemudian disebut dengan istilah white water rafting.
Perahu yang digunakan pun mulai diproduksi secara khusus untuk rafting menggunakan material yang lebih kuat, sehingga dapat mengangkut lebih banyak orang sekaligus alat-alat dan logistik lain yang dibutuhkan.
Perlengkapan yang Dibutuhkan Saat Arung Jeram
Cukup banyak perlengkapan yang dibutuhkan untuk melakukan arung jeram. Pertama tentu aja perahu. Secara umum, bahan yang digunakan untuk kelengkapan ini adalah PVC dan nilon. Berdasarkan jenisnya, perahu rafting ada yang memiliki lubang untuk saluran pembuangan air, sehingga saat ada genangan air di dalam perahu dapat langsung kembali dibuang.
Selain itu, pelampung adalah perlengkapan keselamatan utama yang nggak boleh tertinggal. Nggak hanya untuk membuat awak tetap terapung saat terjatuh ke dalam air, pelampung juga digunakan sebagai body protector selagi awak berada di atas perahu.
Adapun berbagai kelengkapan rafting lainnya adalah helmet, dayung, peluit, P3K kit, dry bag, repair kit, dan lain-lain.
Arung jeram pada dasarnya dapat dilakukan oleh siapa aja, mulai dari usia muda hingga dewasa selama dalam kondisi yang sehat. Tentu aja, ada perbedaan lintasan yang dilalui untuk menjaga keselamatan.
Berdasarkan tingkat kesulitan, grade jeram, dibedakan mulai I hingga VI. Grade setiap sungai juga dapat berubah-ubah sesuai debit air, tetapi biasanya nggak menunjukkan perubahan yang signifikan. Untuk pemula, biasanya cukup melalui grade I hingga III. Barulah untuk profesional, grade V hingga VI adalah yang paling cocok.
Bedanya Rafting dan Arung Jeram, Cek Sejarahnya
Tip Rafting Untuk Pemula
1. Tubuh harus fit
Travelers, memiliki kondisi tubuh yang fit adalah syarat utama bagi kamu yang baru pertama kali mencoba rafting. Mungkin kamu berpikir kalau kemampuan berenang wajib dikuasai terlebih dulu. Yap, itu juga benar. Waspada, walau memakai pelampung, arus deras sungai juga bisa membahayakan kondisi kita. Makanya, dibutuhkan kondisi tubuh yang bugar agar kamu dapat melakukan manuver dan mengikuti instruksi yang diberikan oleh pemandu.
2. Pakaian tepat
Biar tetap nyaman saat rafting, kenakanlah pakaian dan alas kaki yang tepat. Lupakan celana jeans atau kemeja, apalagi memakai perhiasan bagi yang perempuan—memangnya mau ke mall? Cukup pakai kaus dan celana pendek atau legging, toh juga usai rafting akan basah kuyup dan berganti pakaian. Untuk alas kaki, hindari sandal jepit karena bisa terlepas dari kaki dan licin. Walau begitu, nggak perlu juga pakai sepatu, sayang, kan, kalau basah apalagi rusak. Paling tepat memakai sandal gunung bertali, yang nyaman dan paling pas untuk kegiatan outdoor. Cari tau di sini untuk panduan memilih sandal gunung yang tepat.
3. Atribut lengkap
Travelers, walau kamu mahir berenang, tetap wajib pakai rompi pelampung yang pas di tubuh dan helm untuk melindungi kepala dari benturan. Jika rompi pelampung kebesaran, tinggal tarik tali di bagian samping rompi dan sesuaikan dengan ukuran badanmu. Pilihlah helm yang melekat dengan sempurna dan tidak kendor di kepala. Pastikan tali tepat di bawah dagu, bukannya melewati dagu. Jangan sampai tali terlalu sempit karena akan menyakiti dagu dan leher kamu.
4. Pemanasan
Bisa dibilang rafting adalah aktivitas full impact, di mana tubuh akan terkena banyak guncangan. Untuk menghindari cidera, biasakan untuk mengawalinya dengan pemanasan ringan, melemaskan otot agar tubuh lebih fleksibel. Yang paling umum, rentangkan dan tekuk kaki kanan dan kiri bergantian. Lanjutkan dengan pemanasan bagian leher seperti mengangguk, mendongak, dan menggeleng, serta putar-putar engsel lengan (ketiak). Akhiri dengan lari dan lompat di tempat. Memang, sih, gerakan ini terdengar sepele. Tapi jika nggak dilakukan, kamu bisa mengalami cidera seperti kram dan keseleo, apalagi jika sehari-harinya kamu jarang berolahraga.
Bedanya Rafting dan Arung Jeram, Cek Sejarahnya
5. Posisi dan gerakan
Duduk di tepi perahu, bukannya di tengah atau bagian dasar agar keseimbangan di atas perahu terjaga. Biarpun dayung terlihat seperti papan datar, namun kalau kamu salah saat menggunakannya, akibatnya bisa celaka. Yang penting, perhatikan kekuatan tangan. Misalnya, saat kamu duduk di sisi sebelah kiri, genggam tongkat dayung pada bagian tengah. Sedangkan kalau kamu duduk di sisi sebelah kanan, genggamlah ujung dayung berbentuk ‘T’ dengan menggunakan telapak tangan kanan.
6. Lakukan ini saat jatuh
Bermain rafting kalau tidak jatuh atau tercebur ke air rasanya jarang sekali terjadi travelers. Bila ini terjadi, jangan panik dulu karena kamu bisa melakukan beberapa hal. Saat berenang, arahkan tubuh menghadap ke atas dan terlentang seolah sedang berbaring di atas air. Selanjutnya, arahkan tubuh mengikuti arus sungai, dan bukannya melawan arus. Pemandu yang bertugas pun akan segera memberikan pertolongan.
7. Tetap tenang biarpun perahu terbalik
Perahu terbalik juga hal biasa terjadi saat rafting. Kamu tidak perlu panik, tetaplah tenang karena di balik perahu masih ada celah udara dan kamu bisa bernapas di sana. Untuk menyelamatkan diri, menyelam adalah cara terbaik sehingga kamu dapat keluar. Tapi kamu tetap harus berhati-hati untuk menghindari benturan dengan batu di sungai.
Bedanya Rafting dan Arung Jeram, Cek Sejarahnya
8. Aba-aba saat mengayuh dayung
• Maju: dayung dikayuh ke arah dalam agar perahu bisa maju.
• Mundur: dayung dikayuh ke arah luar agar perahu bergerak mundur.
• Kanan maju, kiri mundur: peserta di sisi kanan gerakan dayung maju, sedangkan peserta di sisi kiri menggerakan dayung mundur.
• Kanan mundur, kiri maju: peserta di sisi kanan gerakan dayung ke belakang, sedangkan peserta di sebelah kiri gerakan dayung maju.
• Stop: semua peserta berhenti mendayung lalu angkat tangan agar perahu tidak bergerak.
• Pindah kanan: Semua peserta di sisi kiri harus pindah posisi ke kanan.
• Pindah kiri: Semua yang duduk di sisi kanan harus pindah ke kiri.
• Boom: semua peserta harus menundukan tubuh sambil mengangkat dayung, lalu pegang tepian perahu dengan erat karena ini menandakan kamu sedang menghadapi jeram dan harus segera dihindari.
Bedanya Rafting dan Arung Jeram, Cek Sejarahnya
Untuk mencoba kegiatan Rafting Arung Jeram di Pangalengan, bisa kontak ke Cileunca Adventure di bawah ini ya :
Sumber :